Jakarta - Piala Adipura, penghargaan bagi kota
terbersih di Indonesia sangat bergengsi. Setiap tahun, semua wilayah
berusaha memperebutkannya. Tak terkecuali di DKI Jakarta.
Di
tahun 2012, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kota peraih terbanyak
Piala Adipura. Dari enam wilayah, empat di antaranya mendapat piala
untuk kategori kota metropolitan dari Presiden SBY.
Empat
wilayah itu adalah Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan
Jakarta Selatan. Jakarta Pusat yang berada di peringkat 3 Nasional,
Jakarta Selatan di peringkat 4 Nasional, Jakarta Timur di peringkat 5
Nasional, dan Jakarta Utara di peringkat 8 Nasional.
Peringkat pertama Adipura diraih oleh Tangerang dan peringkat kedua didapatkan oleh Palembang.
Namun,
kabar tak sedap di balik upaya mendapatkan piala tersebut merebak.
Persiapan kebersihan yang dilakukan wilayah dicurigai hanya sebatas
untuk penilaian saja. Sesudah itu, kondisi dibiarkan kembali seperti
sedia kala.
Sebagai contoh, situasi di jalanan Pasar Minggu,
Jakarta Selatan, hari ini. Tak terlihat lagi pedagang kaki lima yang
mangkal di pinggir jalanan mulai dari depan stasiun Pasar Minggu hingga
pusat perbelanjaan Robinson.
Para pedagang di lokasi mengatakan,
fenomena ini hanya terjadi kalau ada penilaian Adipura saja. Dalam
waktu hingga sepekan ke depan, para pedagang pasti akan kembali
berjualan.
Meski sudah dibantah pihak Pemprov DKI, namun humas
Kementerian Lingkungan Hidup membenarkan ada penilaian Adipura antara
rentang waktu Oktober hingga Desember.
Penelusuran detikcom,
tidak hanya wilayah Pasar Minggu saja pembersihan PKL dilakukan. Di
kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, para pedagang juga ditertibkan.
Termasuk juga berbagai kawasan di Jakarta Utara.
Pengamat
perkotaan dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai, ajang
kompetisi Adipura jangan hanya dijadikan seremoni saja. Bila fenomena
ini terus dibiarkan, maka sasaran yang dituju pun tak akan tercapai.
"Jadinya malah, adi pura-pura. Hanya dicatat berdasarkan titik sampel yang dilihat saja," kata Yayat saat berbincang dengan detikcom, Senin (5/11/2012).
Menurut
Yayat, seharusnya panitia Adipura membuat program penilaian berjangka
dan berkesinambungan. Jangan hanya di waktu tertentu saja memberi
penilaian.
"Libatkan juga peran masyarakat. Jangan hanya
sekadar ritual pembagian piala saja. Kalau gini, tim juri bisa
dibohongi," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar