Halaman

jam dunia

Senin, 05 November 2012

Kebersihan Pura-pura dan 4 Adipura di DKI Jakarta

Jakarta - Piala Adipura, penghargaan bagi kota terbersih di Indonesia sangat bergengsi. Setiap tahun, semua wilayah berusaha memperebutkannya. Tak terkecuali di DKI Jakarta.

Di tahun 2012, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kota peraih terbanyak Piala Adipura. Dari enam wilayah, empat di antaranya mendapat piala untuk kategori kota metropolitan dari Presiden SBY.

Empat wilayah itu adalah Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Jakarta Pusat yang berada di peringkat 3 Nasional, Jakarta Selatan di peringkat 4 Nasional, Jakarta Timur di peringkat 5 Nasional, dan Jakarta Utara di peringkat 8 Nasional.

Peringkat pertama Adipura diraih oleh Tangerang dan peringkat kedua didapatkan oleh Palembang.

Namun, kabar tak sedap di balik upaya mendapatkan piala tersebut merebak. Persiapan kebersihan yang dilakukan wilayah dicurigai hanya sebatas untuk penilaian saja. Sesudah itu, kondisi dibiarkan kembali seperti sedia kala.

Sebagai contoh, situasi di jalanan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, hari ini. Tak terlihat lagi pedagang kaki lima yang mangkal di pinggir jalanan mulai dari depan stasiun Pasar Minggu hingga pusat perbelanjaan Robinson.

Para pedagang di lokasi mengatakan, fenomena ini hanya terjadi kalau ada penilaian Adipura saja. Dalam waktu hingga sepekan ke depan, para pedagang pasti akan kembali berjualan.

Meski sudah dibantah pihak Pemprov DKI, namun humas Kementerian Lingkungan Hidup membenarkan ada penilaian Adipura antara rentang waktu Oktober hingga Desember.

Penelusuran detikcom, tidak hanya wilayah Pasar Minggu saja pembersihan PKL dilakukan. Di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, para pedagang juga ditertibkan. Termasuk juga berbagai kawasan di Jakarta Utara.

Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai, ajang kompetisi Adipura jangan hanya dijadikan seremoni saja. Bila fenomena ini terus dibiarkan, maka sasaran yang dituju pun tak akan tercapai.

"Jadinya malah, adi pura-pura. Hanya dicatat berdasarkan titik sampel yang dilihat saja," kata Yayat saat berbincang dengan detikcom, Senin (5/11/2012).

Menurut Yayat, seharusnya panitia Adipura membuat program penilaian berjangka dan berkesinambungan. Jangan hanya di waktu tertentu saja memberi penilaian.

"Libatkan juga peran masyarakat. Jangan hanya sekadar ritual pembagian piala saja. Kalau gini, tim juri bisa dibohongi," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar